Banyak negara di Asia dan Eropa telah mencari alternatif terhadap dolar AS yang sedang mengalami penurunan nilai di Wangshington. Ini disampaikan oleh Kremlin Dmitry Peskov sebagai juru bicara pada hari Minggu. “Negara penerbit dolar AS mulai untuk mengambil langkah-langkah yang menyebabkan penurunan kepercayaan terhadap mata uang dolar AS secara tiba-tiba. Bukan hanya negara bagian Timur akan tetapi negara Eropa pun mulai menurunkan ketergantungannya pada mata uang dolar AS. Hal yang menjadi perhatian dalam hal ini adalah penurunan kepercayaan terhadap mata uang dolar AS mungkin terjadi dan perlu cara untuk menarik kepercayaan terhadap dolar AS kembali” ucap Kremlim Dmitry Peskov. Masalah dolar AS ini menjadi perbincangan hangat di Berita Politik Dunia.
Kremlun Dmitry Peskov juga mengatakan bahwa mengganti sistem mata uang sekarang ini bukan perkara yang mudah. Dia menerangkan bahwa mencari alteratif terhadap solar AS sangat tidak mudah. Ide mengenai penggantian dolar AS sebagai mata uang nasional dalam transaksi bilateral akhir-akhir ini menjadi hal relevan.
Hal ini dikarenakan pembatasan Amerika Serikat pada negara Rusia dan Iran. Sistem mata uang sekarang ini merupakan suatu cara ekonomi untuk melakukan agresi ke seluruh dunia. Negara bagian Uni Eropa mengalami masalah dagang. Hal ini yang menyebabkan negar-negara mematuhi tuntutan imperialis. Tetapi ini sangat berlawanan dalam kasus mata uang dolar AS, negara Unii Eropa menginginkan untuk membebaskan diri dari monopoli dolar AS. Ini merupakan sistem perdagangan rubel yang merupakan perdagangan uang lokal atau penggunaan mata uang negara mereka sendiri. Berita-berita internasional lainnya bisa anda akses di media berita online matamatapolitik.com yang menyajikan berita terlengkap dan aktual mengenai apa yang terjadi di dunia.
Kasus pembebasan diri Negara Eropa dan Asia ini menjadi Berita Politik Dunia yang menjadi perbincangan hangat sekarang ini. Selain negara Asia dan Eropa, hal yang sama juga terjadi pada kasus Turki yang telah mengubah negara pro-AS yang merupakan bagian dari NATO. Kasus ini memuncak ketika Turki membeli senjata perang dari Rusia yang bukan termasuk negara bagian dari NATO seperti Amerika Serikat dan Prancis. Berita dunia lainnya juga di akses pada media berita online yang menyediakan berita dunia terlengkap, tepercaya serta aktual berdasarkan fakta yaitu matamatapolitik.com yang dapat anda akses dengan mudah.